Pengen tau liburan seru Nicholas Saputra di Jakarta, Bandung, Subang, dan Jogja?
BAGI yang pernah–atau mungkin sering–melakukan perjalanan darat dari Jakarta menuju Yogyakarta, umumnya hanya melakukan persinggahan di rumah makan untuk mengisi perut, atau di area peristirahatan untuk beribadah atau tidur sebentar. Jika bosan dengan kebiasaan yang itu-itu saja, road trip ala film 3 Hari Untuk Selamanya pantas dicoba.
Film bergenre road movie produksi tahun 2007 ini menyorot kisah Ambar (diperankan Adinia Wirasti) dan Yusuf (Nicholas Saputra), sepasang sepupu yang berkendara dari Jakarta keYogyakarta. Misi mereka mengantar satu perangkat makan antik untuk pernikahan kakak Ambar.
Perjalanan yang seharusnya makan waktu sehari molor menjadi tiga hari. Di luar rencana, Ambar dan Yusuf mampir ke beberapa kota dan mengunjungi tempat-tempat menarik. Persinggahan pertama adalah Bandung. Ambar membujuk Yusuf agar mengantar ke sebuah pesta rumahan, tempat ia bisa bertemu pacarnya. Drinking and mingling menjadi tema pesta malam itu.
Sekadar rekomendasi, atmosfer pesta yang sesuai dengan adegan Ambar dan Yusuf di Bandung bisa ditemukan pula antara lain di Bengawan83 (Jalan Bengawan Nomor 83), OJ’s Tavern (Ruko Setra Sari, Setra Sari Mall B-8), dan Woodstock (Jalan Bagus Rangin).
Pagi-pagi buta, Ambar membangunkan Yusuf dan meminta supaya mereka melanjutkan perjalanan. Dari Bandung, perjalanan berlanjut ke Subang, Jawa Barat. Keduanya mampir di tempat Pemandian Air Panas Sariater (Ciater), Jalan Raya Ciater Subang.
Air dalam kolam pemandian tersebut berasal dari kawah aktif Gunung Tangkuban Perahu. Airnya mengandung belerang yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Untuk berendam dalam kolam pemandian, setiap pengunjung dikenakan biaya masuk Rp 25.000 per orang.
Sariater memang asik untuk relaksasi. Sambil menikmati hangatnya air kolam, kita juga bisa menikmati pemandangan kebun teh yang luas. Usai relaksasi di Sariater, Ambar dan Yusuf melanjutkan perjalanan. Mereka sempat singgah di pantai nelayan tak jauh dari Subang. Pantai tersebut cenderung sepi, hanya terdapat perahu nelayan yang parkir dan deretan warung sederhana di tepi pantai. Sekelompok pemusik dan penari Jaipong terlihat ngamen di sekitar pantai.
Persinggahan ketiga adalah Gua Maria Sendangsono. Tempat ziarah umat Katolik ini berlokasi di Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Pengelolanya adalah Paroki St Maria Lourdes Promasan. Peziarah biasa berkunjung ke Sendangsono pada Mei dan Oktober, sebab bulan-bulan tersebut dikenal sebagai Bulan Maria.
Komplek ziarah ini disebut Sendangsono sebab terdapat mata air (sendang) yang mengalir di antara dua pohon angsana (sono). Air mengalir ke beberapa keran yang biasa dimanfaatkan oleh peziarah. Airnya dipercaya berkhasiat menyembuhkan penyakit.
Nuansa magis dan sakral terasa kental di area peribadatan ini. Di dalamnya, terdapat patung Maria setinggi 180 centimeter yang langsung didatangkan dari Denmark. Sendangsono juga dianggap pusat umat Katolik di Pulau Jawa. Belanda menjuluki kawasan ini sebagai Bethlehem van Java alias Betlehem-nya Jawa.
Untuk berkunjung ke Gua Maria di Sendangsono tidak ada biaya masuk. Pengunjung hanya diminta memberi donasi seikhlasnya. Jam buka gua tersebut antara pukul 06.00 dan 20.00.
Menutup road trip ala Ambar dan Yusuf, sampailah kita di Yogyakarta.
Dalam film 3 Hari Untuk Selamanya, perjalanan keduanya berakhir di rumah keluarga Ambar. Tepat sehari setelah gempa besar melanda Yogyakarta. Meski dalam keadaan memprihatinkan–banyak bangunan ambruk–pernikahan tetap berlangsung.
Sumber : wego.co.id